Monday, January 14, 2013

Akankah Indonesia Memasuki Era Mobil Listrik

Mobil listrik, mobil apa itu...??
Mobil listrik sebenarnya bukanlah teknologi dan bukanlah hal baru, lha wong mobil golf atau golfcart sudah menerapkan mobil listrik juga dengan system charge ke jala-jala tegangan listrik komersial.
Lalu kenapa ada tokoh yang gembar-gemborkan mobil listrik di indonesia...?? tanya kabel yang bergoyang.

Mobil Listrik LIPI & BPPT

sampai saat ini di dunia memang telah ada beberapa mobil listrik yang telah diproduksi massal, yaitu dibuat dengan rasa seperti mobil bbm seperti Mitsubishi MIEV, Tesla dan Nissan Leaf. Ada beberapa tantangan yang dihadapi mobil listrik, sebagai berikut:
  1. Jarak tempuh jelajah yang kecil (contoh: Miev = 148 km, Nissan Leaf = 220 km), dibandingkan dengan jarak chargingnya (Miev 7 jam charging 16 A).
  2. Infrastruktur charging system di Indonesia, lha wong PLN aja ngeluh terus rugi, listrik sering byarpet, di pelosok saja masih ada yang belum terjangkau listrik.
  3. Harganya yang selangit, Tucuxi saja 1 Milyar, itupun buatan anak bangsa loh, klopun ada yang murah, swer masih gak yakin pake battery apa, jangan-jangan mirip hp yang mereknya gak jelas (gelembung battery nya).
Sejatinya mobil listrik saat ini adalah masih sebagai mobil bagi kaum idealis "zero emission" yang berduit, atau paling tidak untuk organisasi pemerintahan maupun yayasan pecinta lingkungan hidup, yang tidak memikirkan harga sebuah kendaraan ramah lingkungan.

Mobil Listrik Ahmadi

Mobil Listrik Evina

Mobil Listrik karya Danet Tucuxi

Seandainya saja biaya listrik Indonesia tidak mahal, atau ada subsidi dari pemerintah mengenai charging system umum, maupun pajaknya mungkin mobil listrik akan lebih masuk akal.

Prinsip kerja mobil listrik Mitsubishi MIEV

Menurut penulis yang lebih masuk akal saat ini adalah mobil Hybrid yaitu mesin bbm yang dibantu motor/generator listrik untuk mencapai low emission, namun tetap saja harganya hanya mampu dicapai orang berduit alias masih mahal.

Kalo ujung-ujungnya masih masalah UUD (ujung-ujungnya duit) kita tunggu saja pemerintah maupun LSM yang dapat mengarahkan, apakah Mobil Listrik Zero Emission dengan segala kebaikannya terhadap lingkungan hidup, atau Hybrid Low Emission dengan harga masih tinggi, atau duduk manis menikmati hasil bumi yang pasti akan habis karena subsidi bbm dan dinamika mobilitas karena tingginya permintaan kendaraan bermotor.

Yo wis, berdoa saja.

Written by SY.






No comments:

Post a Comment